Direktur Jaringan Strategis dan Kerjasama InMind Institute Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si. menuliskan makna sejarah kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi ke Indonesia. Artikel ini dimuat oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) pada 2017 dalam http://www.dmi.or.id/raja-salman-bintang-mahaputra-adipurna-dan-kemerdekaan-indonesia/. Hak cipta milik DMI.
Kunjungan kehormatan Kepala Negara Kerajaan Saudi Arabia (KSA), Khadimul Haramain As-Syarifain, Yang Mulia Sri Baginda Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud ke Republik Indonesia (RI), tepatnya Jakarta, Bogor, dan Bali, sejak Rabu (1/3) hingga Kamis (9/3), merupakan peristiwa bersejarah dan sangat strategis bagi hubungan bilateral RI – KSA.
Pentingnya kunjungan kehormatan ini ditandai dengan penganugerahan Bintang Mahaputra Adipurna kepada Raja Salman bin Abdul Aziz secara langsung oleh Presiden Joko Widodo, pada Rabu (1/3) sore di Istana Kepresiden Bogor.
Seperti dikutip dari laman resmi Kantor Staf Presiden, http://ksp.go.id/, Bintang Mahaputra Adipurna ini diberikan kepada Raja Salman bin Abdul Aziz sebgai penghargaan atas jasa-jasanya yang luar biasa di berbagai bidang yang sangat berguna bagi kelangsungan hubungan baik kedua bangsa dan negara.
Kepala Biro Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Sekretariat Militer Presiden RI, Laksamanan Madya (Laksma) Suyono Thamrin menyatakan bahwa penyerahan tanda kehormatan itu berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22/TK/Tahun 2017.
“Tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipurna diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud yang sangat luar biasa di berbagai bidang, yang sangat berguna bagi kelangsungan hubungan baik kedua bangsa dan negara.” tutur Laksma Suyono Thamrin pada Kamis (2/3).
Momentum ini menjadi sangat istimewa dan bersejarah bagi hubungan bilateral RI – KSA karena disaksikan langsung oleh 25 Pangeran dan 14 menteri serta rombongan kerajaan lainnya yang berjumlah total 112 orang. Peristiwa penting ini juga disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo serta 13 menteri lainnya di Kabinet Kerja.
Apalagi barisan anak-anak sekolah dan orang dewasa juga terlihat antusias menyambut kedatangan Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud di sepanjang jalan protokol menuju ke Istana Kepresidenan Bogor. Saat itu hujan turun cukup deras sehingga menyebabkan Presiden Joko secara spontan memayungi Raja Salman, bahkan membiarkan jas hitamnya terkena hujan. Tentu saja kejadian ini menarik perhatian para wartawan yang meliput di Istana Bogor dan menjadi viral di media sosial.
Akrabnya hubungan kedua kepala negara ini tentu mengingatkan kembali memori bangsa Indonesia ke masa lalu, ketika KSA menjadi salah satu dari tujuh negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan RI pada tahun 1947. Saat itu, KSA berada di bawah pimpinan Raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud dan RI berada di bawah pimpinan Presiden Soekarno.
“Yang Mulia Baginda Raja Arab Saudi memiliki tempat khusus di hati Indonesia. Kami tidak akan pernah lupa, Arab Saudi merupakan satu dari tujuh negara Arab pertama yang memberikan pengakuan atas proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947,” tutur Presiden Joko Widodo pada Rabu (1/3) sore. Ia menyatakan hal itu dalam sambutannya kepada Raja Salman di Istana Kepresidenan Bogor.
Indonesia dan Arab Saudi, lanjut Presiden, merupakan dua negara besar yang memiliki pengaruh penting di kawasan. “Sudah selayaknya kita dapat terus meningkatkan kerja sama baik dalam konteks bilateral maupun internasional,” papar Presiden Joko.
Menurutnya, kunjungan kehormatan Raja Salman ini menjadi titik tolak bagi peningkatan hubungan RI-KSA. “Hubungan antara Saudi Arabia dan Indonesia telah dipersatukan oleh Islam, persaudaraan, dan hubungan yang saling menguntujngkan,” ungkapnya kepada Raja Salman.
sumber gambar: https://merdeka.com/peristiwa/sambutan-hangat-raja-salman-saat-presiden-jokowi-ke-arab-saudi.html
Views: 74