Yon Machmudi, Pengamat Timur Tengah Universitas Indonesia: Perubahan Kalender Saudi Berdampak Signifikan

Direktur Eksekutif InMind Institute Yon Machmudi, Ph.D. diwawancarai oleh Republika dan telat dimuat pada 4 Oktober 2016 dalam link https://republika.co.id/berita/koran/pro-kontra/16/10/04/oeimc73-yon-machmudi-pengamat-timur-tengah-universitas-indonesia-perubahan-kalender-saudi-berdampak-signifikan. Hak cipta milik Republika.

Bagaimana dampak perubahan acuan kalender Hijriyah ke kalender Masehi ini bagi internal Saudi?

Ini upaya efisiensi di Saudi. Tahun lalu, Saudi mengalami defisit APBN sampai sekitar 30 persen sehingga tahun ini mereka (melakukan) efisiensi, salah satunya dengan memangkas anggaran bagi PNS dengan mengganti kalender dari Hijriyah ke Masehi.

Di kalender Hijriyah, satu bulan terdiri atas 29-30 hari, lebih cepat dibanding Masehi, sehingga pembayaran gaji PNS lebih cepat.

Bagi eksternal, bagaimana dampaknya?

Bagi eksternal, ini memudahkan karena standar penanggalan sudah sama, terutama untuk urusan bisnis, sehingga tidak ada kesalahan komunikasi.

Apa berkurangnya pendapatan pegawai ini akan menurunkan belanja mereka sementara Indonesia tengah giat menyasar pasar Timur Tengah termasuk Saudi?

Bisa jadi. Tapi, mereka akan menyesuaikan, dengan asumsi kondisi ekonomi yang kurang baik ini tidak lama. Kalau kondisi sudah stabil, kegiatan bisnis dan wisata mereka akan tetap jalan. Gaya hidup akan menyesuaikan. Lagi pula, Pemerintah Saudi ingin perubahannya kecil, tidak signifikan dengan memotong gaji sehingga belanja masyarakat turun. Hal semacam itu juga lebih berdampak psikologis sehingga dicari cara lain.

Ibadah yang mengacu pada kalender Hijriyah dan dilakukan di Saudi apa akan terganggu?

Tidak. Kalender Hijriyah selalu didampingi kalender Masehi. Bagi eksternal, hampir tidak besar dampaknya. Dampak akan lebih terasa pada Saudi.

Alasan agar dapat dana untuk menambal APBN sehingga pindah kalender apa cukup mendasar?

Ini menunjukkan Saudi tidak sekukuh dulu, sudah mulai goyah. Perubahan acuan kalender ini juga bisa jadi ada saran dari mitra dagang dan lain-lain. Eksternal sudah agak menekan adat dan tradisi di Saudi yang dulunya tertutup. Advis-advis semacam ini jadi jalan masuk bagi eksternal ke Saudi.

Keputusan ini mengundang reaksi beragam, termasuk resistensi. Apa resitensi pegawai publik akan berlangsung lama?
Ini akan bergantung pada kemampuan Saudi menstabilkan ekonominya. Kalau ekonomi membaik, Saudi akan kembali menstabilkan insentif pegawai, namun tentu tidak kembali lagi ke kalender Hijriyah.

Risikonya, bila ekonomi Saudi terus melemah, resistensi pegawai bisa panjang karena ada kekhawatiran jam kerja lebih panjang sementara pendapatan berkurang.

Pengalihan acuan yang diharapkan bisa meningkatan pendapatan APBN Saudi ini signifikan?

Langkah ini berdampak cukup besar. Karena bonus dan tunjangan untuk PNS di Saudi itu besar seperti tunjangan rumah dan komunikasi. Kalau potong nominal, psikologis PNS terganggu sehingga diganti kalendernya. Secara nominal, gaji PNS tetap sama, hanya pembayarannya satu hari lebih lambat.

Saudi juga sedang melobi OPEC agar membatasi produksi, kecuali Irak dan Iran yang tetap akan memproduksi dalam jumlah besar karena butuh dana. Harga minyak juga diharapkan bisa naik lima hingga 10 persen bulan depan. Tampaknya, di OPEC sudah mulai ada kesepakatan produksi minyak sehingga dalam satu tahun ini Saudi akan relatif bisa bertahan. Tapi, kita belum tahu akan seperti apa ke depannya.

Sumber gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0d/Flag_of_Saudi_Arabia.svg/1280px-Flag_of_Saudi_Arabia.svg.png

Visits: 40