Direktur Eksekutif InMind Institute Yon Machmudi, Ph.D. diwawancarai oleh Liputan6.com terkait sikap Indonesia terhadap pembukaan hubungan diplomatik Uni Emirat Arab – Israel. Wawancara ini dimuat pada 14 Agustus 2020 dalam https://www.liputan6.com/global/read/4331177/uni-emirat-arab-dan-israel-akur-bagaimana-sikap-indonesia. Hak cipta milik Liputan6.com.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed telah sepakat untuk melakukan normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Israel. Kesepakatan ini penuh nuansa bisnis.
Berdasarkan pernyataan bersama tiga pemimpin itu, kerja sama akan melingkupi bidang investasi, turisme, penerangan langsung, keamanan, telekomunikasi, teknologi, energi, pelayanan kesehatan, budaya, lingkungan, serta pendirian kedutaan besar.
Publik Indonesia selama ini cenderung menolak hubungan diplomatik Israel sebagai bentuk dukungan pada Palestina. Lantas, bagaimana seharusnya Indonesia merespons melihat normalisasi hubungan UEA dan Israel?
Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, menyebut Indonesia tetap harus menghormati keputusan dalam negeri Uni Emirat Arab. Namun, ia menyayangkan jika kepentingan Palestina malah terlupakan.
“Indonesia tetap menghargai normalisasi yang dilakukan oleh Uni Emirat dan Israel sebagai persoalan internal, tetapi tentu menyayangkan jika itu mengabaikan komitmen negara-negara Arab terhadap Palestina,” ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (14/8/2020).
Menurut Yon Machmudi, Indonesia perlu proaktif dalam mendukung kepentingan Palestina, terutama di rencana perdamaian milik Presiden Donald Trump. Rencana Trump memang penuh benefit investasi, tetapi dinilai berat sebelah.
“Indonesia harus lebih proaktif lagi untuk menawarkan kaitannya dengan roadmap perdamaian Israel-Palestina, karena Amerika sendiri sebagai mediator telah berpihak dan tidak netral lagi,” ia menjelaskan.
Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi juga berkata untuk menghormati keputusan internal UEA. Ia hanya mengingatkan agar Indonesia terus membantu Palestina sesuai amanat konstitusi untuk menjaga perdamaian dunia.
“Indonesia komitmen membela Palestina. Itu yang paling penting yang pertama. Yang kedua mendorong perdamaian sesuai konstitusi,” jelas Zuhairi yang akrab disapa Gus Mis.
“Kita hormati sajalah kesepakatan Uni Emirat Arab, tapi kita tetap komitmen pada Palestina. Tidak pernah luntur,” pungkasnya.
sumber gambar: https://m.dw.com/id/uni-emirat-arab-dan-israel-sepakat-buka-hubungan-diplomatik/a-54564536
Views: 63