Direktur Riset dan Pusat Data InMind Institute Fitriyah Nur Fadilah, S.Sos., M.I.P. merangkum beberapa pendekatan dan beberapa konsep dalam ilmu ekonomi politik berdasarkan pemikiran James A. Caporaso dan David P. Levine dalam buku mereka Teori-teori Ekonomi Politik

Pada bab I di dalam buku Teori-teori Ekonomi Politik ini, Caporaso dan Levine menjelaskan mengenai konsep-konsep politik dan ekonomi secara terpisah untuk menjelaskan makna dari teori ekonomi politik. Menurut mereka, ekonomi politik seringkali didefinisikan sebagai integrasi antara ilmu ekonomi dan ilmu politik padahal jika kedua disiplin ilmu tersebut disatukan secara konseptual, ekonomi politik tidak lagi dapat dilihat sebagai hubungan dari dua jenis ilmu yang berbeda. Berlandaskan asumsi demikian, Caporaso dan Levine mencoba memisahkan konsep politik dan ekonomi secara jelas, dan kemudian mengaitkan benang merah diantara keduanya secara teoritis untuk mendudukkan secara teoritis apa itu ekonomi politik.
Konsep-konsep Ilmu Politik
Ada berbagai pandangan oleh para ilmuwan mengenai politik, dan tidak satupun dari pandangan tersebut yang memiliki keunggulan secara teoritis. Masing-masing definisi memiliki keunggulannya masing-masing. Maka berdasarkan pandangan-pandangan tersebut, Caporaso dan Levine membagi pandangan-pandangan tersebut menjadi tiga. Pertama, politik sebagai pemerintahan. Di dalam pandangan ini, politik diterjemahkan sebagai pemerintahan, yakni “mekanisme politik formal dari sebuah negara secara keseluruhan, yaitu semua institusi, undang-undang, kebijakan publik dan pelaku-pelaku utama pemerintahan.” Dalam perspektif ini politik terkadang juga dianggap sebagai seluruh kegiatan, proses dan struktur pemerintahan. Sehingga seluruh perihal yang berada di dalam wilayah pemerintahan menjadi bersifat politik, sedangkan yang di luar pemerintahan tidak.
Adapun kelemahan dari pendekatan ini, dikarenakan hanya terfokus pada pemerintahan, sehingga abai dengan “input politik” semisal pengungkapan keinginan politik oleh masyarakat, penggabungan keinginan tersebut untuk menjadi sebuah program, dan lain sebagainya. Selain itu, pendekatan ini juga tidak melihat kombinasi dari kekuatan-kekuatan swasta dan pemerintah, karena kombinasi ini terletak di luar wilayah pemerintah. Dikarenakan lingkup fokusnya yang sempit hanya pada skala pemerintahan, sehingga banyak hal yang terabaikan, meski dapat dikategorikan masuk ke dalam ranah politik.
Kedua, politik sebagai publik. Ekonomi seringkali dikaitkan dengan urusan pribadi, dan sebaliknya, politik dikaitkan sengan urusan publik, yakni urusan yang cukup besar, yang melibatkan banyak orang. Secara khusus, terdapat dua pandangan mengenai definisi publik. Pandangan pertama dan secara historis lebih muda usianya, memahami publik sebagai, “upaya yang dilakukan orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi yang sama (atau kepentingan bersama) atau publik adalah respon yang diberikan terhadap dampak dari upaya pemenuhan kepentingan pribadi oleh seorang individu terhadap kesejahteraan orang lain.” Adapun gagasan publik yang kedua dan bersifat lebih tradisional, publik diartikan sebagai, “sesuatu yang keberadaan, makna dan tujuannya tidak dapat direduksi menjadi kepentingan pribadi dan individu-individu dan pengaturan terhadap kebutuhan pribadi.”
Adapun korelasi antara kedua pandangan di atas dengan ekonomi politik adalah, jika menggunakan definisi pertama, ekonomi politik sebagai sebuah ilmu yang melihat keterkaitan antara wilayah publik dengan wilayah pribadi akan meneliti tentang hubungan antara kepentingan satu individu dengan lainnya. Kemudian sejauh mana kepentingan-kepentingan tersebut dapat merugikan kepentingan lainnya. Jika merujuk pada pandangan kedua, maka yang akan dilihat adalah mengenai cara bagaimana kehidupan kolektif mengikat, memberi informasi, menghidupkan dan memberikan makna bagi tindakan-tindakan pribadi. Pada intinya pandangan ini meneliti sejauh mana batas-batas dari kepentingan pribadi bisa dijalankan.
Ketiga, politik sebagai alokasi nilai oleh pihak yang berwenang. Pandangan ini melihat persamaan antara politik dan ekonomi sebagai metode alokasi, dalam hal ini untuk melakukan alokasi terhadap sumber daya yang langka. Di dalam pandangan ini, politik merupakan sebuah cara untuk membuat keputusan-keputusan yang terkait dalam masalah memproduksi ataupun mendistribusikan sumber daya. Jika merujuk pada Easton, pertanyaan utama dalam ilmu politik mengenai bagimana cara mengalokasikan nilai kepada masyarakat dengan menggunakan kewenangan. Sehingga dalam pandangan Easton, politik bukanlah merupakan ilmu yang mengkaji mengenai institusi-institusi negara, melainkan menelaah mengenai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai macam institusi. Adapun fokus dari pendekatan ini adalah sejauh mana jangkauan dari sistem kewenangan,
Dari ketiga persektif di atas, Caporaso dan Levine mengambil kesimpulan mengenai definisi politik sebagai, “kegiatan dan institusi yang terkait dengan pembuatan keputusan publik secara berwenang yang mengikat masyarakat secara keseluruhan.” Berdasarkan definisi tersebut, Caporaso dan Levine mencoba mengkaitkan politik dalam sekup pemerintahan, wilayah publik dan kewenangan. Meskipun ada domain wilayah publik yang tidak termasuk politik, seperti aturan berpakain ataupun cara berbicara. Ataupun ada domain pemerintahan yang tidak termasuk politik. Namun politik merupakan titik pertemuan di antara ketiga hal tersebut, yakni pemerintahan, publik dan kewenangan.
Konsep-konsep Ekonomi
Secara keseluhan Caporaso dan Levine merumuskan ekonomi ke dalam tiga pandangan. Pertama, ekonomi kalkulasi. Pendekatan kalkulasi ekonomi merupakan “cara untuk memanfaatkan apa yang tersedia demi memenuhi kebutuhan.” Pada intinya pendekatan ini melihat kegiatan dari individu untuk memenuhi kebutuhannya, di mana ia dihadapkan pada peluang sekaligus hambatan. Adapun ciri khas dari pendekatan ini adalah orientasinya yang statis karena hanya menekankan pada hambatan (langkanya sumber daya) dan alokasi. Ciri lainnya adalah sifatnya yang umum karena dapat diterapkan pada seluruh kegiatan manusia.
Kedua, penyediaan kebutuhan. Dalam pandangan ini ekonomi didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk penyediaan materi yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Pendekatan ini memandang bahwa fenomena ekonomi sebagai, “sebuah sistem di mana banyak kebutuhan yang terkait satu sama lain, …..kemunculan kebutuhan bukan dikarenakan fakta individu melainkan adanya fakta sosial objektif, yakni kebutuhan ditentukan oleh posisi seseorang di dalam struktur yang lebih besar.” Ketiga, ekonomi sebagai perekonomian. Pendekatan ini mencoba memisahkan masyarakat menjadi dua bidang yakni bidang ekonomi dan politik. Merujuk pada Karl Polanyi, “sebuah pasar yang dapat meregulasi dirinya sendiri memerlukan adanya pemisashan secara institusional terhadap sebuah masyarakat menjadi wilayah ekonomi dan wilayah politik.”
Di dalam sudut pandang ini, ekonomi berada pada wilayah tersendiri yang khas sehingga tidak bisa disamakan dengan wilayah lain, semisal wilayah politik atau keluarga. Konsep ini memandang bahwa perekonomuan merupakan realitas sosial yang berdiri sendiri yang dapat mengatur dan mempengaruhi pola fikir individu. Perekonomian memilik tujuan yang independen, tanpa bisa dipengaruhi oleh tujuan-tujuan politik ataupun keluarga. Di dalam hal ini tujuan perekonomian bersifat individu, di mana ia sah untuk mengedepankan kepentingan pribadinya, karena memang perekonomian mengatur hubungan antar individu.
Ilmu Ekonomi dan Ilmu Ekonomi Politik
Dari ketiga pendekatan ekonomi di atas, Caporaso dan Levine membahas satu persatu makna dari pendekatan tersebut dengan pengaruhnya dalam memahami hubungan antara ilmu ekonomi dan politik. Menurut Caporaso dan Levine, pendekatan kalkulasi ekonomi membuat ekonomi menjadi lebih dominan dibandingkan dengan politik. Dikarenakan domain wilayahnya yang luas, sehingga jika dalam hal ini Caporaso dan Levine ingin memisahkan antara ekonomi dan politik, melalui pandangan ini justru akan bertentangan dengan ide dasar pemisahan tersebut.
Adapun pandangan mengenai penyediaan kebutuhan, meskipun domain wilayah ekonomi-nya terbatas, sehingga memungkinkan untuk memisahkan antara ekonomi dan politik, namun pendekatan ini tidak mengharuskan adanya pemisahan tersebut. Sebagai contoh, pada beberapa negara penyediaan kebutuhan ekonomi dilakukan melalui sistem politik. Bahkan di beberapa negara lainnya dilakukan dalam hubungan keluarga. Akan tetapi titik lemah dari pendekatan ini adalah kesulitannya untuk memasukkan ekonomi dari segi aspek sosial. Sehingga aspek sosial yang melingkupi ekonomi dianggap dimasukkan ke dalam konteks eksternal.
Sedangkan dalam pendekatan perekonomian, pendekatan ini memandang bahwa ekonomi merupakan wilayah yang terpisah dari bidang-bidang lainnya. Sehingga dalam telaah ilmu ini, ekonomi tidak lagi bersifat kalkulasi pribadi ataupun sekedar material (pandangan penyediaan kebutuhan) melainkan sebuah bidang sosial, yang berada di tengah realitas sosial yang nyata sehingga terpisah dari perekonomian. Atas asumsi-asumsi tersebut, Caporaso dan Levine menggunakan pandangan perekonomian sebagai tolak ukur dalam pembahasan di dalam buku ini.
Kritik
Secara umum, Caporaso dan Levine telah menguraikan dengan baik dan komprehensif mengenai pandangan-pandangan secara teoritis mengenai ilmu politik dan ekonomi. Di mana mereka mencoba untuk memberikan paradigma yang baru dalam memahami ilmu ekonomi politik. Berbeda dari kebanyakan para ilmuwan cenderung untuk mendefinisikan ekonomi politik sebagai integrasi antara keilmuan ekonomi dan politik, namun Caporaso dan Levine justru memperlihatkan fenomena yang sebaliknya. Dengan teramat baik mereka mampu mengupas pandangan dari masing-masing disiplin ilmu dan kemudian meramukan pandangan mereka sendiri. Dalam perihal pendefinisian politik misalnya, Caporaso dan Levine memandang politik sebagai integrasi dari ketiga pandangan yang ada. Sedangkan dalam mengkorelasikan antara disiplin ilmu ekonomi ke dalam sudut pandang ekonomi politik, Caporaso dan Levine menggunakan pandangan perekonomian untuk penjabaran di bab selanjutnya.
Meski Caporaso dan Levine juga dengan baik mampu menguraikan perbedaan-perbedaan antara kedua disiplin ini, namun pada tataran mengkorelasikan hubungan-hubungan secara teoritis antara ilmu ekonomi dan politik, hanya sedikit dibahas oleh mereka. Caporaso dan Levine tidak mengulas secara komprehensif bagaimana telaah teoritis yang dihasilkan dari diferensiasi teoritis yang sebelumnya mampu mereka jabarkan dengan baik.
Pada sub bab ilmu ekonomi dan ilmu politik dapat secara jelas kita lihat kurangnya jabaran mengenai hubungan-hubungan teoritis antara ilmu politik dan ekonomi. Caporaso dan Levine hanya sedikit mengulas bagaimana pandangan-pandangan ekonomi jika didudukkan ke dalam politik dan bagaimana hubungan keilmuwan diantara keduanya berdasarkan tiga perspektif ekonomi. Namun dalam penjabarannya, hanya sedikit sekali mereka menjabarkan dari sudut pandangan politik. Selain itu, penjabaran yang dituliskan juga minim dengan contoh-contoh konkrit yang seandainya ditulis, tentu akan lebih memudahkan pembaca untuk memahami hubungan teoritis yang hendak mereka bangun dalam perspektif ini.
Sumber gambar: https://www.paraanaliz.com/intelligence/the-politics-of-turkeys-relentless-economic-slump/
Views: 3067