
Direktur Eksekutif InMind Institute Prof. Yon Machmudi, S.S., Ph.D. secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Upacara pengukuhan yang dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. dilangsungkan di Balai Sidang Universitas Indonesia, Kota Depok pada Rabu (9/10/2024).
Melalui mimbar sidang, Prof. Yon Machmudi menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul “Satu Tahun Perang Gaza: Refleksi Sejarah Pendudukan Israel di Palestina”. Prof. Yon menekankan bilamana mau berpikir secara obyektif maka sesungguhnya konflik yang dianggap paling rumit ini adalah terang-benderang akar masalah dan solusinya. Persoalannya adalah apakah dunia, terutama negara yang sering disebut sebagai negara super power atau the great powers itu mau menyelesaikannya.
“Di awal kejadian media di Barat hanya terfokus pada kejadian serangan 7 Oktober dan tidak melihat rangkaian peristiwa sebelumnya. Mereka tidak melihat apa yang terjadi sejak berdirinya Israel tahun 1948 dan bagaimana pendudukan Israel Israel hari demi hari terus berlangsung meliputi perampasan tanah, pembunuhan warga sipil, pembatasan mobilitas dan akses terhadap kebutuhan sehari-hari serta praktik aparteid. Tentu tugas sejarawan adalah untuk mengkaji bagaimana peristiwa-peristiwa masa lalu selalu berhubungan dengan peristiwa saat ini,” ungkap Prof. Yon.
Prof. Yon Machmudi melalui pidatonya menawarkan dua pendekatan dalam melihat sejarah perjuangan rakyat Palestina dan pendudukan Israel di Palestina. Pertama, berkaitan dengan pendudukan Israel dan fase perjuangan Palestina. Palestina merupakan wilayah yang dijadikan sebagai jajahan setelah Inggris yang dibantu oleh orang-orang Yahudi dan para penguasa lokal Arab pada perang dunia I berhasil mengusir penguasa Kesultanan Turki dari Palestina. Atas nama mandat berdasarkan perjanjian Syke Pecot 1916 antara Inggris dan Perancis, Inggris mulai menduduki Palestina mulai tahun 1923 hingga 1948. Setelah itu, orang-orang Yahudi memanfaatkan mundurnya Inggris untuk mendeklarasikan kemerdekaan dan merebut wilayah-wilayah baru dengan berperang melawan negara-negara Arab dan mengusir orang-orang Arab di Palestina.
Kedua, momentum menuju kemerdekaan Palestina. Puncaknya adalah serangan 7 Oktober 2023 yang secara tidak langsung mengubah posisi Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Simpati publik dunia kepada Palestina pun makin meluas. Gaza telah menciptakan momentum baru, membuka ruang untuk renegosiasi kemerdekaan bagi rakyat Palestina dan tugas dunia internasional memastikan terpenuhinya keadilan bagi rakyat Palestina agar terbebas dari penjajahan.
Upacara pengukuhan ini turut dihadiri oleh Prof. Firman Noor, M.A. sebagai Guru Besar Tamu mewakili Guru Besar Badan Riset dan Indovasi Nasional (BRIN) yang juga merupakan Wakil Direktur Eksekutif InMind Institute.
Buku Pidato Pengukuhan selengkapnya dapat diakses melalui tautan berikut.
Views: 61