Inilah Pentingnya Sikap Moderat

Direktur Kajian dan Pelatihan InMind Institute Hardianto Widyo Priohutomo, S.I.P., M.I.P. menulis opini tentang pentingnya moderasi bagi Indonesia yang dimuat oleh Panalogi.com dalam http://panalogi.com/?p=2254 pada 27 September 2020. Hak cipta milik Panalogi.com.

Indonesia saat ini mengalami berbagai kemajuan yang signifikan pada aspek teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan tersebut hampir dengan cepat menyebar dalam masyarakat Indonesia. Namun di sisi lain, tidak diimbangi dengan wawasan dan pengetahuan dalam pengaplikasiannya secara mumpuni.

Situasi seperti ini seringkali menimbulkan polemik di mana informasi menyebar dengan cepat, namun tidak selalu dapat dipastikan kebenaran dan fungsi dari informasi tersebut.

Dengan bersikap moderat, dapat meredam terjadinya friksi akibat kesalahan interpretasi dari informasi yang ada. Atau adanya pengaruh dari kelompok lain yang mungkin ingin memecah belah bangsa.

Moderasi adalah upaya intermediasi antar kelompok yang berbeda agar terjadi saling memahami dan dapat membangun kepercayaan satu sama lain. Intermediasi ini dilakukan dengan membuka dialog dan bersikap terbuka dengan tetap memiliki prinsip pada kebenaran yang hakiki.

Memegang teguh atas kebenaran ini ditunjukkan dengan sikap yang bersahabat dan dialog. Sehingga tidak menimbulkan kekakuan dan friksi dengan kalangan lain. Dengan demikian, moderasi berarti suatu sikap yang dapat selalu kita jadikan acuan dasar dalam memaknai dan menyikapi berbagai situasi yang terjadi.

Adapun radikalisme adalah sebuah sudut pandang yang mengesampingkan konteks tempat dan waktu. Dengan tujuan untuk meraih atau mewujudkan kondisi yang dianggap ideal.

Kalangan ini cenderung berorientasi sangat kukuh pada sebuah keyakinan atau ideologi, tanpa dipusingkan dengan keharusan berkompromi dengan waktu dan tempat di mana mereka berada. Mayoritas kalangan ini cenderung bersifat radix, mengakar atau mendasar, karena ketidakpedulian atas konteks.

Seperti contoh, sekelompok orang yang menganut radikalisme dalam negara demokrasi, tetapi mereka ingin sesuatu yang bersifat non-demokratis. Maka perubahannya cenderung ingin sampai mendasar dan tidak lagi bersifat kompromi dengan konteks kedemokrasian.

Mengapa moderasi menjadi terkait dengan radikalisme? Hal ini disebabkan oleh perkembangan radikalisme itu sendiri yang dapat dikatakan telah masif.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Kita terdiri atas berbagai ras, suku, agama, budaya, warna kulit, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut, seringkali dijadikan sebagai alasan oleh pihak radikal untuk mengunggulkan kelompok mereka dan mempengaruhi masyarakat secara luas untuk menerima pemikiran kelompok radikal ini.

Di sisi lain, pemikiran kelompok radikal cenderung kontradiksi dengan konstitusi. Jika kita tidak melakukan tindakan pencegahan atau penghambatan, maka akan terjadi friksi yang pada akhirnya mengancam keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.

Masyarakat Indonesia dapat melakukan moderasi. Hal ini diperkuat dengan kemajuan teknologi informasi serta peningkatan kualitas pemerataan pendidikan di Indonesia.

Namun diperlukan pihak-pihak yang mau dan mampu berkomitmen menggerakkan masyarakat Indonesia. Agar dapat menyadari pentingnya bersikap moderat saat menghadapi segala perbedaan. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas dan kerukunan hidup bermasyarakat dan bernegara di Indonesia.

Faktor-faktor di atas tentu memerlukan usaha yang saling bersinergi satu sama lain guna meningkatkan efektifitas dari usaha tersebut. Pada titik tersebut, peran pemerintah dan para tokoh masyarakat sangat dibutuhkan.

Sebagai contoh, Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute, aktif membuat kajian-kajian secara daring yang dapat diikuti oleh masyarakat seluruh Indonesia.

InMind berkomitmen bahwa masyarakat Indonesia perlu pendidikan politik yang sehat, di tengah berbagai tindakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam menghegemoni masyarakat Indonesia.

Masyarakat dapat melakukan berbagai upaya yang tergolong sebagai sikap moderasi dalam menanggapi berbagai ancaman dan isu radikalisme. Berbagai upaya tersebut antara lain :

  1. Bersikap tenang dalam menanggapi isu atau pernyataan seseorang.
  2. Menelaah kembali suatu berita dengan melakukan analisa mendalam dari sumber lain.
  3. Meyakini bahwa kerukunan bersama lebih diutamakan dibandingkan perselisihan individu.
  4. Meningkatkan pengetahuan politik dan bernegara dengan aktif mengikuti kajian-kajian politik dan kebangsaan serta
  5. Aktif mendengarkan perkembangan informasi terkini baik dalam maupun luar negeri.
  6. Selain itu, jelas meningkatkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan sesuai ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.

Views: 711