Seminar Nasional Sepakati 8 Agustus 1360 sebagai Awal Masuknya Islam di Tanah Papua

Penyerahan Berita Acara Penetapan Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua oleh Ketua Umum MUI Papua Barat KH Ahmad Nausrau, Spd.I., MM kepada Pj.Gubernur Papua Barat, Drs H. Ali Baham Temongmere., M.Tp. (Sumber Foto: Sumber RRI/Nico Afloubun)

Momen bersejarah tercatat dalam seminar nasional mengenai masuknya Islam di Tanah Papua, yang menetapkan bahwa Islam pertama kali hadir pada Selasa, 8 Agustus 1360 Masehi, bertepatan dengan 24 Ramadhan 761 Hijriyah. Tokoh pembawa agama Islam adalah Abdul Ghaffar, seorang mubaligh dari Aceh, yang tiba di Kampung Gar atau Furuwagi, Kabupaten Fakfak.

Keputusan ini diumumkan melalui Seminar Nasional pada Sabtu malam, 11 Januari 2025, melalui berita acara nomor C005/DP-P.XXXIII/1/2025, yang ditandatangani oleh tokoh-tokoh Papua, para raja, dan tim perumus. Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua, Sabtu, (11/01/25) di Gedung Winder Tuare Fakfak dengan diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat dan melibatkan MUI Kabupaten Fakfak sebagai tuan rumah. Direktur Eksekutif InMind Institute Prof. Yon Machmudi turut terlibat sebagai anggota Tim Perumus Seminar Nasional Masuknya Agama Islam di Tanah Papua ini. 

Direktur Eksekutif InMind Institute Prof. Yon Machmudi sebagai narasumber dan anggota Tim Perumus Seminar Nasional Sejarah Masuknya Islam di Tanah Papua pada Sabtu (11/1) di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. (Sumber Foto: instagram/yonmachmudi)

Dalam keterangan yang disampaikan Sekretaris Tim Perumus, K.H. Fadlan Gamaratan,  agama Islam lebih awal tiba di tanah Papua dibandingkan dengan bangsa-bangsa kolonial seperti Spanyol, Portugis, Jerman, Belanda, dan Jepang. Agama Islam masuk melalui jalur perdagangan dan dakwah oleh mubaligh langsung dari Arab, Persia, Tiongkok dan melalui wilayah Nusantara seperti dari Aceh, Jawa, Makassar, Maluku (Seram), Maluku Utara (Ternate, Tidore, Bacan) ke wilayah pantai selatan dan barat Papua.

“Islam telah terinternalisasi dalam sistem kerajaan di Fakfak seperti Kerajaan Fatagar, Rumbati, dan Atiati, serta kerajaan lainnya di Papua Barat dan Raja Ampat,” jelas K.H. Fadlan Gamaratan.

Berbagai temuan penelitian menguatkan keberadaan Islam sejak abad ke-14 di Papua melalui bukti artefak, masjid tua, kitab Al-Qur’an, dan tradisi masyarakat. Fakta ini juga menegaskan bahwa Islam menjadi bagian penting dalam sistem sosial masyarakat Papua, selaras dengan konsep “Satu Tungku Tiga Batu”, yang merangkul harmoni antara Islam, Kristen, dan Katolik.

Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Seminar Nasional Sejarah Masuknya Islam di Tanah Papua. Dalam sambutannya, Ali Baham Temongmere menyatakan seminar ini memiliki arti penting dalam mendalami dan mendokumentasikan sejarah masuknya Islam di Tanah Papua, yang telah menjadi bagian integral dalam membentuk identitas sosial dan budaya masyarakat setempat. Ali Baham juga menyoroti peran jalur perdagangan maritim serta hubungan politik dan sosial antara kerajaan-kerajaan di Maluku dan pemimpin lokal di Papua dalam penyebaran Islam.

Berita acara Nomor C005/DP-P.XXXIII/1/2025 yang berisi mengenai keputusan hasil seminar nasional ditandatangani oleh sejumlah tokoh Papua dan raja-raja di tanah Papua, antara lain sebagai berikut:

1. Abdullah Manaray, ST (DPD RI)

2. H. Saleh Siknun, SE (DPR PB)

3. Abdul Samad Bauw, S.Pd.I (MRPB)

4. Ismail Asso (MRP Papua Pegunungan)

5. H. Abdul Awal Gebze (MRP Papua Selatan)

6. Idris Wugaje (MRP Papua Barat Daya)

7. H. Syaiful Islam Al Payage (MUI Papua)

8. Taufik Heru Uswanas, S.Sos., M.Si (Raja Fatagar)

9. Abdul Gani Ishak Bauw (Raja Rumbati)

10. Arif H Rumagasen, S.Sos., MAP (Raja Pegpeg Sekar)

11. Udin Heremba (Raja Wertuar)

12. Randi Asnawir Ombaier, S.Sos (Raja Namatota)

13. Drs. Muh. Nasir Aituarauw., M.Sc (Raja Komisi)

14. H. Aziz Hegemur, Sag., MM (Kabid Haji dan Bimas Islam Kanwil Kemenag Papua Barat)

Sementara itu, Tim Perumus Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua terdiri atas berbagai elemen seperti akademisi, tokoh masyarakat, dan tokoh agama sebagai berikut:

1. Dr. Ir. Mulyadi Djaya, M.Si (Ketua)

2. KH. Fadlan Garamatah (Sekretaris)

3. Prof. Yon Machmudi, Ph.D (Anggota)

4. Prof. Ismail Suardi Wekke, MA., Ph.D (Anggota)

5. Ir. Bambang Tj Hariadi. MP (Anggota)

6. H. Abdul Samad Bauw., M.Si (Anggota)

7. Dr. H. Wahidin Puarada, M.Si (Anggota)

8. H. Saleh Siknun, SE (Anggota)

9. Drs. Muhammadong Daeng Husen, M.Pd (Anggota)

Sumber Berita:

Afloubun, Niko. 2025. Delapan Agustus 1360, Awal Islam Masuk di Tanah Papua. Diakses melalui https://www.rri.co.id/papua-barat/daerah/1249810/delapan-agustus-1360-awal-islam-masuk-di-tanah-papua 

Afloubun, Niko. 2025. Seminar Nasional Ungkap Jejak Awal Islam di Tanah Papua. Diakses melalui https://www.rri.co.id/fak-fak/daerah/1249525/seminar-nasional-ungkap-jejak-awal-islam-di-tanah-papua 

Hendrik. 2025. 8 Agustus 1360 Ditetapkan sebagai Awal Masuknya Islam di Tanah Papua. Diakses melalui https://www.rri.co.id/daerah/1249768/8-agustus-1360-ditetapkan-sebagai-awal-masuknya-islam-di-tanah-papua

Views: 28