Yon Machmudi: Moderasi Kunci Mempertemukan Islam dengan Nasionalisme

Penulis: Direktur Hubungan Masyarakat dan Media InMind Institute Ahmad Tombak Al Ayyubi, S.Sos., M.Si.

Direktur Eksekutif Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute Yon Machmudi mengungkapkan di Indonesia masih ada pandangan yang mempertentangkan nasionalisme dengan agama, terutama agama Islam. Yon mendorong pandangan ini dihilangkan dengan mengembangkan moderasi atau sikap moderat.

“Moderasi di sini bukan berarti ajaran agamanya yang dimoderasi,” ungkap Direktur Eksekutif Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute Yon Machmudi saat menjadi salah satu pembicara pada Seminar Kebangsaan bertema “Merajut Kebersamaan di Tengah Kebhinekaan” yang diadakan oleh Badan Amil Zakat Nasiobal (BAZNAS) pada Sabtu (22/8) pagi.

Moderasi yang dimaksud Yon bukan moderasi agama yang menurunkan tingkat spiritualitas atau ketaatan beragama melainkan moderasi dalam bermuamalat atau kemampuan beradaptasi dengan sesama manusia.

“Moderasi itu menyangkut suatu sikap adaptasi, bagaimana kita beradaptasi dengan lingkungan dengan baik karena kalau kita tidak mampu adaptasi yang terjadi kemudian adalah kebencian kelompok yang berbeda, permusuhan, hate speech, penghakiman dan sebagainya,” ungkap Yon yang juga menjabat sebagai Kepala Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (PSKTTI UI).

Pandangan menerima perbedaan itu memiliki landasan dalam Islam, Yon Machmudi menjelaskan bahwa Allah SWT dalam Al-Quran menjelaskan pentingnya bersikap moderat melalui Surat Al-Baqarah ayat 143.

“Kita dijadikan Allah sebagai umat pertengahan, yang moderat. yang disebut sebagai yang moderat itu adalah umat berarti itu berkaitan dengan akhlak kita, bagaimana kita berinteraksi dengan sesama yang mungkin aspek kebhinnekaan menonjol,” ungkap Yon saat menjelaskan istilah ummatan wasathan.

Dengan moderasi diharapkan umat Islam sebagai umat pertengahan dapat bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku atau agama.

“Umat pertengahan ini akan menjadi referensi bagi manusia sehingga kehadiran seorang Muslim tidak hanya bermanfaat bagi kelompok Muslim saja tapi juga bagi manusia secara umum,” papar Yon.

Yon juga menjelaskan moderasi dapat dilakukan dalam aspek politik dan demokrasi dengan cara menghormati pemimpin yang sudah dipilih seluruh rakyat.

“Pemimpin yang sah harus ditempatkan pada posisi terhormat dan diikuti walaupun boleh jadi pemimpin itu kita tidak pilih, kita tidak setujui, tapi kita sudah berikrar negara itu dalam mekanisme pemilu. Boleh jadi kita tidak memilihnya tetapi kalau sudah terpilih harus ditempatkan pada posisi terhormat dan ditaati,” ungkap Yon Machmudi.

Selain Yon Machmudi, turut hadir pada seminar ini Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Muhammad Fuad Nasar sebagai pembicara utama; Founder Aswaja Muda sekaligus Tim Penulis Fikih Kebangsaan, Ahmad Muntaha sebagai narasumber diskusi; dan Kepala Lembaga Mualaf Center BAZNAS Salahuddin El Ayyubi sebagai moderator. Rekaman diskusi ini dapat disaksikan pada link Bit.ly/youtubemcb.

Visits: 90